Minggu, 28 Desember 2008

Belajar Setia pada Hachiko

Hanya berjarak satu eki, sebutan Jepang untuk stasiun kereta api, dari Tokyo Metropolitan Gymnasium, tempat berlangsung Jepang Super Series, terdapat sebuah monumen terbuat dari perunggu berbentuk seekor anjing. Itulah anjing bernama Hachiko, yang oleh sebagian orang Jepang dianggap lebih loyal ketimbang manusia.

Hikayat Hachiko sudah melegenda dalam kehidupan masyarakat Negara Matahari Terbit. Konon, seorang profesor pertanian di Universitas Tokyo bernama Hidesamuo Ueno punya anjing bernama Hachiko. Saking sayangnya, sang profesor hampir tidak pernah berpisah dengan Hachiko walaupun sebenarnya Ueno memiliki keluarga utuh.

Setiap pagi Hachiko setia mengantarkan Prof Ueno, yang menaiki sepeda pergi kerja ke eki Shibuya. Rutinitas harian sang profesor adalah bersepeda ke Shibuya lantas naik kereta api ke universitas. Sore hari, Hachiko pun setia menunggu sang bos di eki yang sama.

Bertahun-tahun kedua makhluk menjalani rutinitas, sampai suatu sore di pertengahan tahun 1925 sang profesor tidak kembali ke eki Shibuya. Hachiko, yang tidak mengerti sang profesor telah meninggal di tempat kerja, kembali ke rumah seperti biasa. Keesokan paginya Hachiko pun kembali ke eki layaknya mengantar si profesor kerja dan sorenya juga menjemput si profesor.

Hampir 10 tahun Hachiko melakoni rutinitas sambil berharap suatu waktu majikannya kembali. Sampai akhirnya Hachiko mati pada 8 Maret 1935 di eki Shibuya, saat menunggu sang majikan datang. Untuk mengenang kesetiaannya, monumen Hachiko akhirnya dibangun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar